Selasa, 24 Januari 2017

Analisis TI Perusahaan Layanan Kesehatan

ANALISIS SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN LAYANAN KESEHATAN YANG MENGGUNAKAN TI “VIDEO TELEHEALTH IN RURAL/REMOTE COMMUNITIES DAN EMEDICINE”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sistem Informasi Eksekutif (SIE)”
Dosen Pengampu :


Disusun oleh :
Dwi Armita Sari (4114101)


PRODI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
PETERONGAN-JOMBANG
2017



KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sistem informasi eksekutif (SIE) yang berjudul "Analisa Teknologi Informasi (TI) di Perusahaan Layanan Kesehatan".
Adapun makalah SIE tentang " Analisa Teknologi Informasi (TI) di Perusahaan Layanan Kesehatan " ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak Endang Kurniawan, S.Kom., M.M., CEH, CHFI, CIPM., sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah SIE ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah SIE tentang " Analisa Teknologi Informasi (TI) di Perusahaan Layanan Kesehatan " ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda penulis tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.



Jombang, Januari 2017


Penulis





i
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.1    Latar Belakang.......................................................................1
1.2    Tujuan Penulisan....................................................................3
1.3    Batasan Masalah.....................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................4
2.1    Peran Perusahaan dalam Bisnis..............................................4
BAB III PEMBAHASAN....................................................................13
3.1  Peranan TI..............................................................................13
3.2  Aplikasi Riil Penerapan TI.....................................................17
3.3  Measurement, Experimentation, Sharing, Replication...........21
3.4  Penerapan TI dalam Manajemen Strategik.............................28
3.5  Divisi TI dalam Proses Bisnis.................................................30
3.6  Peran CIO dalam Perusahaan..................................................31
BAB IV PENUTUP...............................................................................33
4.1 Kesimpulan...............................................................................33
4.2 Saran.........................................................................................33









ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan menyangkut kepentingan masyarakat banyak maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan sangatlah besar. Hanya saja karena masalah kesehatan masyarakat pada dasamya adalah masalah masyarakat sendiri maka dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga membutuhkan bantuan dari Masyarakat (Azrul Azwar, 1996).
Miloney berpendapat bahwa semua pemberi pelayanan ditekankan untuk menurunkan biaya pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap menjadi tolak ukur utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan (Miloney,2001 ).
Sarana pelayanan kesehatan dalam menghadapi era globalisasi, berupaya meningkatkan kualitas akan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Implementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana pelayanan kesehatan dengan cara memberikan pelayanan (service) terbaik bagi konsumen dengan tujuan menciptakan kepuasan pasien ( Pujihastuti, 2008).
Mutu pelayanan adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh tenaga kesehatan (tenaga keperawatan) secara professional dengan empati, respek, serta tanggap akan kebutuhan pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien sesuai dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan standar yang berlaku.

1
 Sedangkan kepuasan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan, dan kebutuhan terpenuhi. Dengan memberikan pelayanan yang bermutu dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa penilaian kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualiatas pelayanan, yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Reliability, yaitu kemampuan perawat untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan. Responsiveness, yaitu kemampuan para perawat untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan yang tanggap. Asssurance, mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga keperawatan, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Dan terakhir, Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pasien.
Dengan adanya penilaian akan jasa tersebut maka sarana pelayanan kesehatan tersebut diharapkan tetap dapat berdiri dan semakin berkembang. Kualitas yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan akan menimbulkan persepsi pasien terhadap pelayanan yang telah diberikan kepadanya. Sering kali terdapat perbedaan antara harapan pasien dengan pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui apakah sarana pelayanan kesehatan telah memberikan pelayanan jasa yang sesuai dengan harapan pasien, perlu dilakukan evaluasi dari pasiennya. Setiap pasien menilai sarana pelayanan kesehatan / rumah sakit sebagai badan usaha yang bergerak di sektor jasa khususnya pelayanan kesehatan, dituntut untuk dapat menciptakan dan memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dalam upaya tetap unggul untuk persaingan jangka panjang dengan menawarkan janji berupa jaminan kepastian dalam pelayanan kesehatan bagi pasiennya (Pujihastuti, 2008).


2
1.2    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini merujuk pada dua kasus teknologi informasi pada perusahaan layanan kesehatan, yaitu sebagai berikut:
Case Study I, (Case 1, Chapter 1):
1.        Memahami peranan teknologi informasi, terutama untuk memenangkan persaingan dan mengembangkan perusahaan.
2.        Melihat aplikasi riil penerapan teknologi informasi pada beberapa perusahaan global.
3.        Memahami penerapan teknologi informasi yang berbasis pada measurement, experimentation, sharing, dan replication.
Case Study II, (Case 2, Chapter 2):
1.        Memahami peranan teknologi informasi, dalam  manajemen strategik.
2.        Memahami pentingnya divisi TI dalam proses bisnis.
3.        Mengetahui pentingnya peran CEO dalam perusahaan
1.3    Batasan Masalah
Dengan mengetahui latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, agar pembahasan tidak meluas dari permasalahan yang penulis angkat, sehingga spesifikasi dan tidak menyimpang dari judul yang ada. Disini penulis hanya akan membatasi masalah dalam penyusunan makalah, yaitu :
Makalah ini hanya membahas mengenai perusahaan layanan kesehatan. point-point yang ada di dalam makalah ini meliputi : peranan teknologi informasi, aplikasi riil, penerapan teknologi informasi yang berbasis pada measurement, experimentation, sharing, replication, manajemen strategik, divisi TI dalam proses bisnis, peran CEO dalam perusahaan layanan kesehatan.


3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Peran perusahaan layanan kesehatan dalam bisnis
       Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input (keyboard, monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video, barcode reader, maupun alat digitasi lain dari bentuk analog ke digital). Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima masukan data/informasi ke dalam bentuk digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer. Selanjutnya, terdapat perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola sistem komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu, terdapat juga perangkat keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel (removable disk). Perangkat keras berikutnya adalah perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD maupun bentuk respon lainnya.
       Selanjutnya dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya Windows, Linux atau Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya komputer, menhubungkan media input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat lunak aplikasi maupun utiliti di komputer. Sedangkan perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola database dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga program utility yang membantu sistem operasi dalam pengelolaan fungsi tertentu seperti manajemen memori, keamanan komputer dan lain-lain.


4
       Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek infrastruktur dalam teknologi informasi seringkali disatukan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga muncul istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat PDA (personal digital assistant) yang berperan sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi komunikasi (baik Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.
       Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat lunak serta infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan. Beberapa contoh penting yang akan diulas adalah (1)rekam medis berbasis komputer, (2) teknologi penyimpan portabel seperti smart card,(3) teknologi nirkabel dan (4) komputer genggam.
       Sistem Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Minimize risk
      Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnyarisiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang beradadiluar control perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangirisiko-risikoyang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012 planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.

5
2.      Reduce costs
      Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
a)      Eleminasi proses
      Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
b)     Simplifikasi proses
      Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
c)      Integrasi proses
      Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
d)     Otomatisasi proses
      Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.




6
3.      Add Value
      Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
4.      Create new realities
      Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan ecommerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain sebagainya, pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
            Saat ini banyak organisasi yang meningkatkan anggaran mereka untuk sebuah TI yang berkualitas. Dalam penambahan biaya tersebut, organisasi berharap dapat memajukan dan mengembangkan keuntungan bisnis organisasi mereka. Di sisi lain, aplikasi perangkat lunak yang terdahulu menghambat kemampuan beberapa organisasi untuk mengimplementasikan teknologi yang baru. Dalam arti kata, perangkat terdahulu tidak memiliki kompatibilitas terhadap teknologi terbaru yang akan diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan.
            Hingga saat ini banyak organisasi yang siap  untuk menginvestasikan biaya lebih untuk penerapan TI yang lebih baik untuk memperoleh strategi yang kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis organisasi mereka. Pihak manajemen dari organisasi ini akan mengeluarkan biaya lebih dalam memilih perangkat lunak dan perangkat keras terbaru yang dapat menunjang kinerja organisasi mereka.


7
Strategi-stategi layanan kesehatan, yaitu :
1.      Strategi pemasaran layanan kesehatan didunia bisnis
            Pemasaran, mereka yang bergerak dibidang kesehatan tampaknya ada yang suka dan tidak suka mendengarnya. Mereka yang tidak menyukainya menyatakan bahwa pemasaran hanya membuang-buang uang, mengganggu, memanfaatkan klien atau pesien, menurunkan mutu layanan akibat iklan yang menipu atau diiklankan oleh pemberi jasa yang tidak kompeten, mendesak layanan kesehatan untuk saling bersaing, dan menciptakan tuntutan akan layanan yang sebenarnya tidak diperlukan. Sementara itu, mereka yang merasa yakin akan pentingnya pemasaran akan memuji-muji kemampuan bidang ini untuk meningkatkan kepuasan khalayak target, menarik lebih banyak sumber pemasaran, dan meningkatkan efisiensi organisasi. Apa perbedaan antara kedua kelompok tersebut ? biasanya, mereka yang tidak memahaminya cenderung berpikir “pemasaran” sebagai “penjualan”.
            Pemasaran sosial, yang berbeda tetapi berasal dari pemasaran, merupakan “suatu proses untuk memengaruhi perilaku manusia dalam skala besar, dengan menggunakan prinsip-prinsip pemasaran demi kemaslahatan masyarakat bukan demi keuntungan bisnis”. Karakteristik utama pemasaran sosial juga berasal dari pemasaran komersial. Pemasaran sosial merupakan sebuah istilah umum : istilah ini tidak khusus berkaitan dengan penggunaan teknik pemasaran untuk mengubah perilaku kesehatan. contoh, kampanye pemasaran sosial telah digunakan untuk memengaruhi perilaku yang berkaitan dengan transportasi umum, energi matahari, upaya perlindungan, rekrutmen militer, rencana perkotaan, pendaftaran pemilih, dan pengangkatan anak, juga perilaku kesehatan.
            Pemasaran sosial bukan istilah untuk iklan media, komunikasi kesehatan, iklan sosial, kampanye, ataupun komunikasi sosial. Iklan media merupakan sebuah strategi yang biasa dipakai media massa untuk mengembangkan kebijakan umum dengan cara memberi tekanan pada masalah kebijakan.

8
            Komunikasi kesehatan merupakan proses penyusunan dan penyampaian pesan dan strategi yang didasarkan atas hasil riset konsumen guna meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Kampanye periklanan sosial merupakan sarana periklanan yang berupaya memengaruhi sikap dan perilaku yang berkaitan dengan penyebab sosial tanpa paksaan dengan menawarkan produk dan jasa yang dapat terjangkau baik dari segi harga maupun jarak. Keterbatasan kampanye periklanan sosial menyebabkan terjadinya perubahan pada komunikasi sosial yang akan memperluas upaya promosi lebih dari sekedar metode media massa dan melibatkan  suatu jaringan kerja dari orang-orang yang tepat untuk membantu dalam “penjualan” penyebab tertentu. Dengan demikian, kampanye komunikasi sosial untuk gizi baik, misalnya, dapat melibatkan partisipasi rumah sakit dan dukun. Namun, agar pesan dapat tertanam dalam masyarakat dan pada kenyataannya dapat memengaruhi perubahan perilaku, unsur-unsur lain dalam program dapat ditambahkan unsur yang dapat memperbaiki pemasaran sosial.
            Selama lebih dari 30 tahun, penerapan metode pemasaran sosial telah berhasil meningkatkan penggunaan layanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan, meningkatkan kepuasan klien, dan berhasil mengubah perilaku kesehatan masyarakat dan individu. Metode ini cukup efektif dalam meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, mempertinggi kewaspadaan maysrakat akan hubungan yang memang ada antara  faktor-faktor resiko tertentu dengan masalah kesehatan tertentu.
2.      Perencanaan strategi SI/TI yang sesuai dengan visi, misi, dan proses bisnis layanan kesehatan yang akan dicapai. Untuk pencapaian tahap strategi ini terdapat beberapa strategi SI/TI yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.



9
a.       Tahap strategi SI adalah cara dimana sistem informasi dimanfaatkan dalam mendukung setiap kegiatan Rumah Sakit yang berhubungan dengan visi dan misi Rumah Sakit dan menjelaskan berbagai permasalahan yang akan dibuat solusi, sehingga solusi tersebut dapat diimplementasikan. Hasil yang ada pada strategi SI adalah usulan-usulan aplikasi yang diajukan untuk diimplementasikan sehingga permasalahan yang terdapat pada Rumah Sakit dapat diselesaikan dengan baik dan menjadi alat pencapaian visi dan misinya.
b.      Tahap strategi TI dimana strategi ini berguna untuk mengetahui bagaimana TI dapat dimanfaatkan dalam mendukung pencapaian visi dan misi, dan proses bisnis utama yang ada pada umah Sakit. Strategi TI ini berupa software dan hardware yang berguna untuk menunjang strategi SI yang telah dianalisis sebelumnya.
c.       Strategi manajemen SI/TI berguna untuk menetapkan kebijakan yang telah dibuat oleh pihak manajemen dimana berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi yang akan diimplementasikan pada Rumah Sakit. Kebijakan ini berupa struktur organisasi yang mendukung sistem informasi perusahaan dan sumber daya manusia TI yang berkaitan dengan Rumah Sakit.
d.      Rekomendasi portofolio aplikasi dibutuhkan untuk menjabarkan setiap kebutuhan dari aplikasi yang direkomendasikan untuk rumah sakit setelah menganalisis lingkungan internal dan eksternal rumah sakit. Portolio aplikasi juga berguna sebagai dasar mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap software dan hardware dimasa depan.






10
3.      Strategi penerapan TI layanan kesehatan :
Ø  Pembangunan kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dengan biaya terjangaku, diharapkan dapat tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, dan pada gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.
Ø  Strategi penerapan TI layanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, yang menekankan pada upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan, sumberdaya obat & perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat kesehatan dan manajemen kesehatan.
Keterkaitan bisnis dengan layanan kesehatan :


Sumber : LMFEUI, 2012

      

11
Provider Layanan
       Berikut disampaikan gambaran provider layanan yang cukup berperan dalam pelayanan kesehatan, yaitu rumah sakit dan apotek.
1.      Rumah Sakit
            Rumah sakit merupakan provider layanan kesehatan yang cukup besar. Meskipun terlihat berbeda ruang lingkup usaha yang dijalankan, rumah sakit sebagaimana telah dijabarkan dalam bagian sebelumnya, termasuk bagian yang tidak terpisahkan dengan industry layanan kesehatan. Pada intinya, setiap rumah sakit, apapun tipe dan fungsi khusus yang diembannya, melakukan fungsi berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
            Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi rumah sakit :
-          Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis.
-          Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
-          Melaksanakan pelayanan medis khusus.
-          Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
-          Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
-          Melaksanakan pelayanan kedokteran social.
-          Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
-          Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal.
-          Melaksanakan pelayanan rawat inap.
-          Melaksanakan pelayanan administrative.
-          Melaksanakan pendidikan para medis.
-          Membantu pendidikan tenaga medis umum.
-          Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
-          Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi.


12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1.  Peranan TI Layanan Kesehatan
A.    Peran teknologi informasi, yaitu:
1.     Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
2.     Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3.     Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai penyedia dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah tambahan informasi bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya.
4.     Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure. Dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.

13
B.     Peran layanan kesehatan
Peran layanan kesehatan membantu masyarakat untuk berbagi cara mencegah penyakit dalam masyarakat : sebelum masyarakat menjaga kesehatannya dari bahaya lingkungan yang semakin memburuk, masyarakat terlebih dahulu wajib menjaga kesehatan tubuh mereka. Dengan cara, masyarakat harus mampu untuk meningkatkan kebersihan tubuh mereka, masyarakat harus mampu menolong diri sendiri dari ancaman penyakit baik melalu lingkungan dan makanan. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah kondisi kesehatan anak-anak yang rentan terhadap serangan penyakit.
Pelayanan kesehatan akan menganjurkan kepada setiap ibu-ibu yang memiliki balita atau anak-anak untuk memperhatikan asupan makan, memperhatikan grafik perkembangan anak dan peningkatan kualitas kesehatan anak tersebut. Kemudian perhatikan lingkungan sekitar masyarakat, seperti yang kita ketahui lingkungan masyarakat telah tercemar, oleh sebab itu perhatikan air yang akan kita gunakan, masyarakat harus mampu membedakan air yang pantas untuk digunakan untuk mandi, minum, mencuci dan sebagainya. Perhatikan udara di sekitar, apabila udara terasa penuh dengan polusi maka tingkatkan semangat masyarakat untuk melakukan aksi go green yaitu penanaman kembali tumbuhan hijau di sepanjang jalan raya yang sering dilalui oleh kendaraan karena asap kendaraanlah yang membuat udara di lingkungan menjadi menurun kualitas kebersihannya dikarenakan polusi udara dari kendaraan-kendaraan tersebut. Tujuan layanan kesehatan memberikan cara pencegahan penyakit adalah mengambil tindakan untuk mengahalangi perkembangan penyakit.



14
C.    Peran TI Layanan Kesehatan
Teknologi Informasi (TI) akan berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia. Akselerasi penggunaan TI dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan mudah dengan adanya partisipasi Google Inc yang mulai menyediakan layanan Medical Record Service.
Proyek percontohan Google itu telah melibatkan puluhan ribu pasien di rumah sakit Cleveland yang dengan suka rela mentransfer rekam medis mereka. Rekam medis yang terkumpul itu dipergunakan oleh Google untuk memberikan layanan melalui aplikasi terbarunya.
Perlu dicatat bahwa setiap data pasien dalam rekam medis, seperti resep obat, jenis alergi, riwayat kesehatan, dan sebagainya semuanya itu dilindungi dengan mempergunakan password, seperti juga yang disyaratkan dalam layanan Google lainnya. Layanan Google tersebut semakin membuat pengelola rumah sakit ingin segera memakai dan mengintegrasikan sistem informasi dan manajemenya dengan Google demi mewujudkan sistem layanan kesehatan yang lebih efektif dan progresif. 
Teknologi Informasi digunakan dalam pelayanan kesehatan. Dengan menggunakan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Oleh karena itu, tantangan buat kita masyarakat luas beserta pemerintah meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan berbasis Teknologi Informasi maka akan mengurangi kesalahan. Karena ketika menggunakan manual maka akan mengandalkan dokumen kertas dan akhirnya akan menimbulkan kesalahan dan memerlukan waktu yang banyak.  Bahkan membantu dokter, perawat dan tenaga medis lainya untuk saling bertukar informasi elektronik sehingga memberikan efisiensi. 


15
D.    Manfaat TI layanan kesehatan
1.      Kemajuan TIK juga dapat membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti: tele-medicine, tele-consultation, dan tele-radiology. Saat ini, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah mengembangkan pengobatan jarak jauh.
2.      Penerapan TIK dalam bidang kesehatan telah mengubah pola juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien, yaitu dengan sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.
3.      Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
4.      Telemedicine merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter atau praktisi kesehatan dengan pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik pasien menggunakan komunikasi audio visual mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada misalnya menggunakan internet, satelit dan lain sebagainya. 










16
5.      Komputer Genggam (PDA/Personal Digital Assistant), PDA  dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Contoh aplikasi klinis yang dapat digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien di rumah sakit melalui jaringan internet. Salah satu contoh penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit
3.2.  Aplikasi Riil Penerapan TI di Layanan Kesehatan
Penyajian data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan teknologi yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi kesehatan yang memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh seluruh elemen yang terkait dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan.
            Sebagian besar layanan kesehatan di Indonesia telah meyakini bahwa peranan teknologi informasi (TI) dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan jasa yang diberikan kepada penerima kesehatan (Bates, Leape, & Cullen, 1998; Chaudhry et al, 2006; Khucher et al, 2005 dalam Brown 2012).
Beberapa layanan kesehatan di Indonesia yang telah mentransformasi organisasi teknologi  informasi (TI) dan menerapkan kebijakan bahwa CIO (Chief Information Officer) memegang peran penting di layanan kesehatan tersebut diantaranya adalah :


17
1.      Tele Medicine
Telemedicine adalah konsep umum yang menerapkan teknologi komunikasi elektronik atau teknologi telekomunkasi yang dapat mengirimkan informasi tentang daftar segala jenis penyakit. Telemedicine termasuk juga didalamnya adalah tele-education, yang termasuk e-learning dan teleinformation bagi seorang pasien.


Kebutuhan yang digunakan pada sistem Telemedicine atau E-Medicine adalah penggunaan fax, pesawat telepon untuk bertukar informasi melewati transmisi dan mengevaluasi citra seperti radiographs atau gambar dari luka atau penyakit dalam pengambaran video conference secara interaktif, yang sangat mudah dan sudah tidak asing lagi bagi semua pasien dan juga penempatan atau lokasi alat komunikasi yang mudah terdapat dimana-mana.
Namun pada kemajuan teknologi tersebut, beberapa kelemahan yang ditemukan dari system Telemedicine atau E-Medicine adalah susahnya berhubungan dengan system yang ada untuk mencari data penyakit secara rinci yang diinginkan dalam pencarian informasi suatu penyakit. [Christopher Lau,2002, Amir dan Mojtaba]

18
·      Contoh penerapan teknologi Video Phone Telemedicine :

Beberapa negara maju sudah menerapkan sistem EMedicine, contohnya seperti yang diutarakan oleh Penny Lunt Crosman, pada kota Ohio, yang digunakan pada Union Hospital of Dover, Ohio. Rumah sakit tersebut selalu mengakses sebanyak 6000 dokumen elektronik, 250.000 data pasien dan 38.000 ruang darurat yang digunakan setiap tahunnya. Lebih dari 100 juta konsumen selalu mencari informasi kesehatan setiap tahunnya, beberapa dari mereka selalu berinteraksi secara online dengan dokternya. Penelitian yang didapat dari Manhattan, ditemukan 57% dokter merekomendasikan suatu penyakit melalui situs dan 19 % menjawab segala pertanyaan melalui email. Sedangkan menurut International Telecommunication Union, telemedicine telah di akses oleh 7000 rumah sakit dan pusat kesehatan.
·      Contoh formulir-formulir :



19
Beberapa pasien dapat mengakses data-data tersebut dari rumah atau pun kantor dengan mengisi formulir-formulir seperti pada gambar di bawah ini yang telah disediakan oleh situs tersebut. Mereka menggunakan fasilitas tersebut untuk membantu mencari dan menganalisis informasi yang di dapat dari jenis penyakit yang dideritanya. [Christopher Lau, et all, 2002 dan Robert Mittman and Mary Cain, 1999]
2.      Video Telehealth
Telehealth memiliki terminologi yang lebih luas dibanding dengan telemedicine yang hanya dibatasi oleh interaksi pasien dan dokter atau perawat saja melalui komunikasi jarak jauh. Dimensi lain memperlihatkan perbedaan cakupan antara telemedicine dan telehealth berikut ini : “telehealth diartikan sebagai integrasi sistem komunikasi untuk tujuan promotif dan preventif sedangkan telemedicine mengintegrasikan sistem komunikasi dengan tujuan kuratif“. (WHO, 1997 dalam Maheu et al, 2001). Jadi video telehealth adalah integrasi sistem komunikasi dengan menggunakan video untuk tujuan promotif dan preventif.
Kekuatan : a) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif. b) Dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan komunitas, dengan mengurangi beban perawat. c) Memudahkan perawat dalam menemukan dan melakukan asuhan keperawatan pada klien yang potensial.
d) Perawat dapat mendokumentasikan asuhan keperawatannya dengan lengkap karena didasari oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. e) Membantu mengurangi biaya, waktu, dan efesiensi bagi pasien dan keluarga.
Kelemahan : a) Perawat harus bekerja lebih keras karena tuntunan dari sistem ini adalah catatan-catatan yang harus diisi dalam program ini harus lengkap. b) Video telehealth memerlukan kemampuan dalam menjalankan program, sedangkan di Indonesia saat ini sumber daya manusia yang dapat menjalankan program ini masih kurang. c) Perlu adanya biaya tambahan untuk memfasilitasi video telehealth. d) Membutuhkan adanya pelatihan-pelatihan yang membutuhkan biaya.

20
e) Dalam perencanaan keperawatan komunitas diharapkan juga dapat menggambarkan program promosi kesehatan, tindakan preventif untuk masalah kesehatan dan rehabilitasi (Allender 2001).
3.3 Measurement, experimentation, sharing, dan replication.
A. E-Medicine
1.      Pengukuran (Measurement)
E-Medicine dikembangkan untuk memudahkan para pasien mengirimkan informasi secara multimedia seperti dengan penggunaan video dan audio kepada para dokter. Pasien-pasien tersebut juga di monitor melalui kuesener self assessment yang diisikan secara multiple choice.
Selain penggunaan di atas, E-Medicine juga dapat menggunakan sensor smart audio untuk mengekstrak infromasi dengan suara pada aplikasinya. EMedicine terdiri dari teknk e-monitoring dengan computer pintar melalui jaringan komunikasi [Dan Istrate et all]
2.      Percobaan (Experiment)
Menurut Kim Than Win, pada akhir tahun 60an dan awal tahun 70an, dimulai pelayanan kesehatan secara online dengan mencari data-data kesehatan di situs-situs yang telah disediakan, walaupun hal tersebut masih sebatas di dalam lingkup sendiri, atau yang sering disebut Intranet, dan juga kerja sama dengan beberapa dokter spesialis.
Sekitar tahun 80an, beberapa data yang tersimpan dalam sistem komputer mulai digunakan pada kegiatan pengobatan yang dihubungkan secara terintegrasi dengan sistem informasi rumah sakit yang telah bekerja sama dan dapat diakses melalui internet.
3.      Berbagi (Sharing)
Penerapan E-Medicine sangat menguntungkan dalam menginformasi kesehatan jarak jauh, social dan kultur, hal tersebut dikarenakan dapat menghemat tenaga dan waktu.

21
Kebutuhan yang digunakan pada sistem E-Medicine adalah penggunaan fax, pesawat telepon untuk bertukar informasi melewati transmisi dan mengevaluasi citra seperti radiographs atau gambar dari luka atau penyakit dalam pengambaran video conference secara interaktif, yang sangat mudah dan sudah tidak asing lagi bagi semua pasien dan juga penempatan atau lokasi alat komunikasi yang mudah terdapat dimana-mana.
4.      Replikasi (replication)
E-Medicine merupakan aplikasi yang sangat luas, bermula dari diagnostic (seperti teleradiology), perlakuan, melalui telesurgery atau telementoring dimana seorang dokter spesialis bertindak sebagai guide.
Sistem E-Medicine yang baik menggunakan teknologi yang maju seperti Video Conference, Audio Conference, Audio Grafik, Multimedia Interaktif dan penggunaan teknologi jaringan. Teknologi-teknologi tersebut dapat menjadikan mamajukan pelayanan E-Medicine.
B. Video telehealth
1.      Pengukuran (Measurement)
Teknologi video dari telehealth sebagai metode pemberian perawatan pasien, baik yang diterima oleh individu dan keluarga dipedesaan atau terpencil pada masyarakat di Kanada. Pasien dan keluarga menceritakan kembali pengalaman mereka dengan telehealth dan konsisten menyatakan bahwa mereka menerima perawatan berkualitas tinggi khusus tanpa meninggalkan rumah mereka.
Para pasien juga mengomentari pentingnya peran perawat telehealth sebagai advokat paien. Meskipun teknologi tidak menggambarkan akuntabilitas keperawatan, tanggung jawab, kompetensi dan etika perawatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan “kerangka kerja keperawatan, teori, berbasis bukti praktik”, dalam penyediaan mereka asuhan keperawatan saat menggunakan telehealth (CNO 2005).
22
2.      Percobaan (Experiment)
Pengalaman keluarga tentang video telehealth tersebut dikategorikan menjadi tiga tema, yaitu : mengurangi beban (biaya perjalanan, akomodasi, upah yang hilang, kehilangan waktu dan keterbatasan fisik), memaksimalkan pendukung (akses ke keluarga, teman, akrab lingkungan rumah, perawat dan penyedia perawatan lain), mendesain spesifikasi e-sistem kesehatan untuk meningkatkan kebutuhan pasien dan keluarga.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka sistem informasi juga sangat dibutuhkan oleh keprawatan komunikasi untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai mutu pelayanan yang berkualitas dan yang tak kalah pentingya dalam pencapaian tujuan organisasi kesehatan dunia (WHO).
3.      Berbagi (Sharing)
Dalam praktek keperawatan dengan teknologi informatika dibutuhkan jaringan informasi yang kuat dan kemampuan dalam menggunakan portebel komputer. Video telehealth memiliki kemampuan yang sangat baik dalam pencatatan asuhan keperawatan komunitas, upaya-upaya promosi kesehatan serta pencegahan yang dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Asuhan yang dapat diberikan tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga kepada individu dan keluarga.
Ini merupakan sebuah solusi yang baik untuk meningkatkan kinerja asuhan keperawatan komunitas. Sistem informasi ini di rekomendasikan untuk perawat komunitas maupun perawat puskesmas.






23
5.      Replikasi (replication)
Penggunaan luas dari telehealth telah berkisar dari pengaturan praktek beragam seperti pediatri untuk geriatri. Studi penelitian terbaru menunjukkan bahwa telehealth memiliki banyak manfaat bagi pasien dan keluarga mereka serta untuk penyedia perawatan kesehatan, (Miller & Levesque 2002, Young & Ireson 2003, Savenstdet et al. 2004).
Manfaat telehealth tidak hanya untuk pasien dan keluarga tetapi terkait dengan manfaat bagi penyedia serta sistem perawatan kesehatan di masyarakat kecil. Sebuah terakhir studi kualitatif dokter dan manajer mengenai dampak dari telehealth pada praktek klinis menyimpulkan bahwa telehealth peningkatan akses ke penyedia layanan spesialis didaerah terpencil, peningkatan kontinuitas perawatan dan meningkatkan availably komunikasi langsung antara perawatan kesehatan penyedia (Gagnon et al.2006). ada bukti yang berkembang bahwa kunjungan telehealth adalah sebagai efektif sebagai tatap muka konsultasi dan dapat menghasilkan penghematan biaya minimal 10% (O’Reilly et al. 2007).
3.4  MANAJEMEN STRATEGIK
       Manajemen strategi merupakan suatu proses sebagai panduan utama untuk mengalokasikan seluruh sumberdaya pada organisasi dengan tetap menjaga sumber daya manusia dalam kondisi yang terbaik (Hunton et. al, 2004). Sedangkan Gluck et. al (1999) menjelaskan bahwa manajemen strategi merupakan suatu konsep yang berkembang, dimana hal ini dapat dilihat dari perkembangan yang semula berasal dari perencanaan keuangan yang kemudian berubah menjadi perencanaan berbasis ramalan, dan kemudian menjadi manajemen strategi. Menurut pandangan Wheelen dan Hunger (2004), manajemen strategi merupakan perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis.


24
       Perbedaan dari manajemen strategi dengan manajemen bisnis adalah kebijakan bisnis lebih pada kegiatan manajerial umum yang berorientasi dan cenderung melihat pada sisi internal organisasi dengan tujuan untuk mengintegrasikan semua aktifitas manajerial yang ada. Sedangkan manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang.
       Manajemen strategik memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan kebijakan bisnis. Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan bahwa manajemen strategi mencakup empat elemen yang meliputi : (1). Pemindaian lingkungan (environmental scanning), (2). Perumusan strategi (strategy formulation), (3). Penerapan strategi (strategy implementation), (4). Evaluasi dan pengendalian (evaluation and control). Sedangkan manfaat dari manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger (2004) adalah : (1). Pemahaman yang lebih baik atas visi organisasi, (2). Fokus yang lebih tajam pada apa yang secara strategis lebih penting bagi organisasi. (3). Meningkatkan pemahaman akan situasi yang terus berubah dengan cepat.
Gambar 2

Elemen dasar proses manajemen strategi (Wheelen & Hunger, 2004)





25
3.5  Peran layanan kesehatan dalam Manajemen Strategik
Setiap institusi baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat (UU tentang pelayanan publik pada tahun 2009). Tidak terkecuali instansi rumah sakit, sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tidak boleh tidak pun harus memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang sinergis dari berbagai komponen.
Dengan demikian, menjadi suatu keharusan bagi rumah sakit yakni membuat suatu sistem manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit yang mencakup semua aspek yang diperlukan untuk terlaksananya sistem pelayanan yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, perlu diterapkannya manajemen yang baik guna mendukung tercapainya penyediaan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat.
Dalam perkembangannya, mulanya pola manajemen yang diterapkan pada instansi rumah sakit selalu berpola pada kepentingan internal instansi, namun dewasa ini bergeser menjadi pola yang mengacu kepada kepentingan dan tuntutan kebutuhan konsumen. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila pada saat ini rumah sakit-rumah sakit telah mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis kepada kebutuhan konsumen.
Manajemen strategi merupakan suatu cara berpikir dan cara mengelola organisasi. Manajemen strategis tidak terbatas pada bagaimana mengelola pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi, tetapi juga bagaimana mengembangkan sikap baru berkaitan dengan perubahan eksternal. Pemahaman mengenai makna manajemen strategis tidak hanya terbatas pada aspek pelaksanaan rencana, teapi lebih jauh lagi ke aspek visi, misi, dan tujuan kelembagaan.

26
Konsep pengembangan manajemen strategis diambil dari pengalaman pengembangan lembaga yang bersifat for profit. Keadaan ini sebenarnya menunjukkan kekurangan lembaga non profit dalam menjalankan usahanya, dan nampaknya sistem yang berjalan sering berjalan tidak efisien dan kurang memuaskan konsumen. Hal ini dapat membahayakan kelangssungan atau keberlanjutan eksistensi lembaga non profit, khususnya yang harus bersaing dengan pelayanan serupa tetapi memiliki orientasi usaha for profit.
Secara singkat, beberapa penulis seperti Duncan dkk (1995), Truitt (2002), dan Katshioloudes (2002) menggambarkan manajemen strategis sebagai langkah-langkah para pemimpin organisasi melakukan berbagai kegiatan secara sistematis. Langkah-langkah tersebut antara lain melakukan analisis lingkungan organisasi yang memberi gambaran mengenai peluang dan ancaman. Kemudian langkah berikutnya melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi dalam konteks lingkungan internal. Kedua langkah ini dilakukan dalam usaha menetapkan visi, misi dan tujuan organisasi.
Pernyataan misi merupakan hal utama dalam lembaga yang bersifat mission driven sehingga analisis lingkungan luar dan dalam lebih dipergunakan untuk menyusun strategi. Langkah berikutnya adalah merumuskan strategi sesuai dengan kekuatan dan kelemahan organisasi yang berada pada lingkungan yang mempunyai peluang atau ancaman.
 Melaksanakan strategi merupakan bagian dari manajemen strategi dalam pengembangan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan strategi tersebut akan dilaksanakan bersama dalam sistem pengendalian strategis untuk menjamin tercapainya analisis perubahan dan persiapan penyususnan, diagnosis kelembagaan dan analisis situasi, formulasi strategi, pelaksanaan strategi dan pengendalian strategi.
27
3.6  Peran CIO dalam Manajemen Strategik
            CIO adalah jabatan umum diberikan kepada orang di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan perusahaan. Sebagian besar CIO bekerja di tempat yang bahkan kegiatan bisnisnya tidak memiliki strategi yang jelas. Pada perusahaan-perusahaan seperti itu, pemimpin-peminpin perusahaan tidak terlalu memperdulikan IT, apalagi menghargai IT sebagai aset strategis. Pada tempat-tempat seperti ini, seorang CIO menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin setiap harinya, sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk memikirkan rencana beberapa bulan ke depan. Jika seseorang bekerja di tempat semacam ini, membuat rencana strategis merupakan hal yang hampir tidak mungkin.
Untuk sebagian besar CIO, membuat rencana strategis IT merupakan hal yang sulit. Rencana strategis IT adalah petunjuk tahunan yang bertujuan untuk memandu IT dalam 12 bulan ke depan atau lebih. Seorang IT leader yang tidak menguasai seni perencanaan strategis tidak akan bertahan lama di perusahaan. Alex Cullen, Vice President dan Research Director Forester Research menyatakan bahwa “Tujuan dari rencana strategis IT adalah untuk meningkatkan hubungan antara bisnis dan IT. Seorang CIO memerlukannya untuk berkomunikasi dengan kegiatan bisnis, agar mereka dapat mengerti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dan membuat harapan-harapan ke depan.”
Perusahaan-perusahaan dengan strategi bisnis yang tidak jelas memberikan tantangan tersendiri bagi seorang CIO, tetapi CIO yang lihai dapat melihathal tersebut sebagai sebuah kesempatan. Dave Aron, vice president dan research director pada Gartner Executive Programs berkata “Orang-orang di bidang bisnis sangat berfokus pada operasi dan detil-detil lainnya. IT dapat membantu bisnis dalam menentukan apa yang dapat menjadi daya saing perusahaan.



28
Dan kemudian, anda akan berubah dari seseorang yang hanya melaksanakan perintah menjadi orang yang berpengaruh dalam keseluruhan strategi yang dibuat.”
Mcnurlin dan Sprague (1993) menjabarkan bahwa setidaknya ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan yaitu :
1.      Memahami bisnis, tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan.
2.      Membangun citra divisi, tugas kedua yang menjadi tanggung jawab CIO adalah membangun kredibilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya.
3.      Meningkatkan mutu penggunaan teknologi, melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM seorang CIO memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk karyawan perusahaan.
4.      Mencanangkan visi teknologi informasi, seorang CIO dapat menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang.
5.      Pengembangan sistem informasi, seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang di atas menjadi nyata yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan.
     Untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai CIO, maka dalam layanan kesehatan perlu ditambahkan peran CIO strategis. Peran CIO strategis di layanan kesehatan sebagai berikut :
a.       Menyusun visi, misi, strategi dan kebijakan layanan kesehatan.
b.      Merumuskan kebijakan perencanaan teknologi informasi layanan kesehatan yang diturunkan dari visi, misi dan kebijakan layanan kesehatan.



29
c.       Mengkoordinasikan perencanaan, pembuatan dan pengembangan sistem informasi, database dan infrastruktur secara koordinatif, selaras dan sinergi.
d.      Mengevaluasi usulan-usulan pengembangan teknologi informasi sektoral dan menyelaraskan dengan kebijakan perencanaan teknologi informasi layanan kesehatan.
e.       Mengkoordinasikan pelaksanaan implementasi teknologi informasi diseluruh rektorat.

Ø  E-Medicine
1.      Manajemen Strategik
E-Medicine dikembangkan untuk memudahkan para pasien mengirimkan informasi secara multimedia seperti dengan penggunaan video dan audio kepada para dokter. Pasien-pasien tersebut juga di monitor melalui kuesener self assessment yang diisikan secara multiple choice.
E-Medicine juga dapat menggunakan sensor smart audio untuk mengekstrak infromasi dengan suara pada aplikasinya. Strategi manajemen E-Medicine : (1). Kesehatan dan pengobatan seumur hidup, (2). Informasi kesehatan perorangan, (3). Konsultasi jarak jauh, (4). Pemeriksaan kesehatan secara rutin. Strategi manajemen yang baru akan selalu di kembangkan dan di release agar menjadi model E-Medicine yang potensial.
2.      Divisi TI
Divisi TI layanan kesehatan menyediakan telemedicine atau EMedicine yang didukung dengan biaya yang tidak mahal, penggunaan yang sangat mudah dan informasi kesehatan yang sangat luas dan terbuka dalam pencarian data penyakit yang dideritanya.





30
Hal–hal tersebut yang menjadi salah satu sebab bahwa pada dunia berkembang seperti Indonesia, penggunaan E-Medicine sangat jarang dan langka sekali digunakan karena selain minimnya faktor penggunaan teknologi di kalangan masyarakat tersebut juga karena faktor kepercayaan masyarakat kepada data yang diberikan secara elektronik.
 Akan tetapi untuk peluang jangka panjang tidak menutup kemungkinan penggunaan internet pada kalangan menengah ke atas dengan level pendidikan yang tinggi dapat menggunakan teknologi E-Medicine untuk wilayah tertentu khususnya di kota-kota besar.
3.      Peran Cio
a.       Menjadikan dan mamajukan pelayanan E-Medicine.
b.      Mencanangkan visi dan melaksanakan misi E-Medicine.
c.       Merencanakan dan mengembangkan teknologi E-Medicine.

Ø  Video telehealth
1.      Manajemen Strategik
a.       Mempermudah pasien atau keluarga untuk berkonsultasi kesehatan.
b.      Memanfaatkan sistem informasi agar dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual.
c.       Pelayanan kesehatan yang membantu pasien dan keluarga dalam mengakses video telehealth.
2.      Divisi TI
Divisi TI layanan kesehatan menyediakan video telehealth sebagai metode pemberian perawatan pasien, baik yang diterima oleh individu dan keluarga dipedesaan atau terpencil pada masyarakat di Kanada. Pasien dan keluarga menceritakan kembali pengalaman mereka dengan telehealth dan konsisten menyatakan bahwa mereka menerima perawatan berkualitas tinggu khusus tanpa meninggalkan rumah mereka.

31
Selain itu, video telehealth membantu dalam upaya pencegahan dan promosi kesehatan karena akan lebih efisien dan efektif. Video telehealth juga memiliki kemampuan yang sangat baik dalam pencatatan asuhan keperawatan komunitas.
3.      Peran Cio
a.       Meningkatkan akses ke penyedia layanan spesialis didaerah terpencil.
b.      Meningkatkan kontinuitas perawatan.
c.       Meningkatkan availably komunikasi lansung antara perawatan kesehatan penyedia.





















32
BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan memberikan kontribusi pada efektifitas pelayanan kesehatan. Namun demikian untuk mengaplikasikan teknologi tersebut dalam pelayanan banyak hambatan dan kendala yang dihadapi. Terkait perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pelayanan kesehatan saat ini tentunya akan berimbas pada tenaga kesehatan dan instansi pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan menyadari pentingnya penerapan teknologi dalam pelayanan kesehatan dan mau belajar untuk bisa menerapkannya.
4.2  Saran
Bagi instansi pelayanan kesehatan, walaupun tidak mudah untuk bisa menerapkan teknologi dalam pelayanan kesehatan, namun tetap harus dicoba karena tuntutan jaman dan melihat berbagai manfaat yang bisa diambil. Manajer pelayanan kesehatan perlu membuat team khusus untuk mengadopsi perkembangan teknologi, sehingga mereka akan siap dalam menerapkan pada organisasi pelayanan kesehatan.








33

0 komentar:

Posting Komentar