ANALISIS SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN LAYANAN KESEHATAN
YANG MENGGUNAKAN TI “VIDEO TELEHEALTH IN RURAL/REMOTE COMMUNITIES DAN EMEDICINE”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sistem Informasi Eksekutif (SIE)”
Dosen Pengampu :
Disusun
oleh :
Dwi
Armita Sari (4114101)
PRODI
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
PETERONGAN-JOMBANG
2017
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sistem informasi
eksekutif (SIE) yang berjudul "Analisa Teknologi Informasi (TI) di
Perusahaan Layanan Kesehatan".
Adapun
makalah SIE tentang " Analisa Teknologi Informasi (TI) di Perusahaan
Layanan Kesehatan " ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari banyak Endang Kurniawan, S.Kom., M.M., CEH, CHFI, CIPM., sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah
ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan
makalah SIE ini.
Akhirnya
penulis mengharapkan semoga dari makalah SIE tentang " Analisa Teknologi
Informasi (TI) di Perusahaan Layanan Kesehatan " ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu,
kritik dan saran dari Anda penulis tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.
Jombang, Januari 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.1
Latar Belakang.......................................................................1
1.2
Tujuan Penulisan....................................................................3
1.3
Batasan Masalah.....................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................4
2.1 Peran Perusahaan
dalam Bisnis..............................................4
BAB III PEMBAHASAN....................................................................13
3.1 Peranan
TI..............................................................................13
3.2 Aplikasi Riil Penerapan TI.....................................................17
3.3 Measurement,
Experimentation, Sharing, Replication...........21
3.4 Penerapan
TI dalam Manajemen Strategik.............................28
3.5 Divisi TI
dalam Proses Bisnis.................................................30
3.6 Peran CIO
dalam Perusahaan..................................................31
BAB IV PENUTUP...............................................................................33
4.1 Kesimpulan...............................................................................33
4.2 Saran.........................................................................................33
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pelayanan
kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Karena ruang lingkup
pelayanan kesehatan menyangkut kepentingan masyarakat banyak maka peranan
pemerintah dalam pelayanan kesehatan sangatlah besar. Hanya saja karena masalah
kesehatan masyarakat pada dasamya adalah masalah masyarakat sendiri maka dalam
menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga membutuhkan bantuan
dari Masyarakat (Azrul Azwar, 1996).
Miloney
berpendapat bahwa semua pemberi pelayanan ditekankan untuk menurunkan biaya
pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih
tetap menjadi tolak ukur utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan
(Miloney,2001 ).
Sarana
pelayanan kesehatan dalam menghadapi era globalisasi, berupaya meningkatkan
kualitas akan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena
kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan
kompetitif. Implementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana pelayanan
kesehatan dengan cara memberikan pelayanan (service) terbaik bagi konsumen
dengan tujuan menciptakan kepuasan pasien ( Pujihastuti, 2008).
Mutu
pelayanan adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh tenaga
kesehatan (tenaga keperawatan) secara professional dengan empati, respek, serta
tanggap akan kebutuhan pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien
sesuai dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan standar yang berlaku.
1
Sedangkan kepuasan adalah suatu keadaan dimana
keinginan, harapan, dan kebutuhan terpenuhi. Dengan memberikan pelayanan yang
bermutu dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa penilaian kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualiatas
pelayanan, yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty. Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan
sarana komunikasi. Reliability, yaitu kemampuan perawat untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan. Responsiveness,
yaitu kemampuan para perawat untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan
yang tanggap. Asssurance, mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para tenaga keperawatan, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan. Dan terakhir, Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan
hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pasien.
Dengan
adanya penilaian akan jasa tersebut maka sarana pelayanan kesehatan tersebut
diharapkan tetap dapat berdiri dan semakin berkembang. Kualitas yang diberikan
oleh sarana pelayanan kesehatan akan menimbulkan persepsi pasien terhadap
pelayanan yang telah diberikan kepadanya. Sering kali terdapat perbedaan antara
harapan pasien dengan pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui apakah sarana pelayanan kesehatan telah memberikan pelayanan
jasa yang sesuai dengan harapan pasien, perlu dilakukan evaluasi dari
pasiennya. Setiap pasien menilai sarana pelayanan kesehatan / rumah sakit
sebagai badan usaha yang bergerak di sektor jasa khususnya pelayanan kesehatan,
dituntut untuk dapat menciptakan dan memberikan pelayanan kesehatan secara
maksimal dalam upaya tetap unggul untuk persaingan jangka panjang dengan
menawarkan janji berupa jaminan kepastian dalam pelayanan kesehatan bagi
pasiennya (Pujihastuti, 2008).
2
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini merujuk pada dua kasus teknologi
informasi pada perusahaan layanan kesehatan, yaitu sebagai berikut:
Case
Study I, (Case 1, Chapter 1):
1.
Memahami
peranan teknologi informasi, terutama untuk memenangkan persaingan dan
mengembangkan perusahaan.
2.
Melihat
aplikasi riil penerapan teknologi informasi pada beberapa perusahaan global.
3.
Memahami
penerapan teknologi informasi yang berbasis pada measurement, experimentation,
sharing, dan replication.
Case
Study II, (Case 2, Chapter 2):
1.
Memahami
peranan teknologi informasi, dalam
manajemen strategik.
2.
Memahami
pentingnya divisi TI dalam proses bisnis.
3.
Mengetahui
pentingnya peran CEO dalam perusahaan
1.3
Batasan Masalah
Dengan mengetahui latar belakang dan
rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, agar pembahasan tidak meluas
dari permasalahan yang penulis angkat, sehingga spesifikasi dan tidak
menyimpang dari judul yang ada. Disini penulis hanya akan membatasi masalah
dalam penyusunan makalah, yaitu :
Makalah ini hanya membahas mengenai
perusahaan layanan kesehatan. point-point yang ada di dalam makalah ini
meliputi : peranan teknologi informasi, aplikasi riil, penerapan teknologi
informasi yang berbasis pada measurement,
experimentation, sharing, replication, manajemen
strategik, divisi TI dalam proses bisnis, peran CEO dalam perusahaan layanan
kesehatan.
3
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Peran perusahaan layanan kesehatan
dalam bisnis
Secara umum
masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat keras,
perangkat lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input
(keyboard, monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video,
barcode reader, maupun alat digitasi lain dari bentuk analog ke digital).
Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima masukan data/informasi ke dalam
bentuk digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer. Selanjutnya,
terdapat perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing
unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola
sistem komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu,
terdapat juga perangkat keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard
disk) maupun portabel (removable disk). Perangkat keras berikutnya adalah
perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer kepada pengguna
melalui monitor, printer, speaker, LCD maupun bentuk respon lainnya.
Selanjutnya
dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya Windows, Linux atau
Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya komputer, menhubungkan media
input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat lunak aplikasi maupun
utiliti di komputer. Sedangkan perangkat aplikasi adalah program praktis yang
digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis,
membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola database dan lain
sebagainya. Selain itu terdapat juga program utility yang membantu sistem
operasi dalam pengelolaan fungsi tertentu seperti manajemen memori, keamanan
komputer dan lain-lain.
4
Pada aspek
infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat
terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan
nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi
satu kabupaten atau negara atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN).
Saat ini, aspek infrastruktur dalam teknologi informasi seringkali disatukan
dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga muncul istilah konvergensi
teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat PDA (personal digital assistant)
yang berperan sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi komunikasi
(baik Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.
Perangkat
keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat lunak serta
infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan
efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan. Beberapa contoh
penting yang akan diulas adalah (1)rekam medis berbasis komputer, (2) teknologi
penyimpan portabel seperti smart card,(3) teknologi nirkabel dan (4) komputer
genggam.
Sistem
Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Minimize risk
Setiap
bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan.
Pada umumnyarisiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan
aspek-aspek eksternal lain yang beradadiluar control perusahaan. Saat ini berbagai
jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangirisiko-risikoyang kerap
dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, Sistem
Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012 planning
expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu
membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi
sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
5
2.
Reduce costs
Peranan
teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan
biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut
biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi
biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
a) Eleminasi
proses
Implementasi
berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan
atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call
center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi
keluhan pelanggan.
b)
Simplifikasi proses
Berbagai
proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan
dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi
informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan
tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
c)
Integrasi proses
Teknologi
informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses
menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung
akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
d)
Otomatisasi proses
Mengubah
proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi
informasi.
6
3.
Add Value
Peranan
selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi
pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk
memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas
sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
panjang.
4.
Create new realities
Perkembangan
teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi
internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan,
yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan ecommerce, e-procurement,
e-customer, e-loyalty, dan lain sebagainya, pada dasarnya
merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era
globalisasi informasi.
Saat ini banyak organisasi yang
meningkatkan anggaran mereka untuk sebuah TI yang berkualitas. Dalam penambahan
biaya tersebut, organisasi berharap dapat memajukan dan mengembangkan
keuntungan bisnis organisasi mereka. Di sisi lain, aplikasi perangkat lunak
yang terdahulu menghambat kemampuan beberapa organisasi untuk
mengimplementasikan teknologi yang baru. Dalam arti kata, perangkat terdahulu
tidak memiliki kompatibilitas terhadap teknologi terbaru yang akan diterapkan
oleh organisasi yang bersangkutan.
Hingga saat ini banyak organisasi
yang siap untuk menginvestasikan biaya
lebih untuk penerapan TI yang lebih baik untuk memperoleh strategi yang
kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis organisasi mereka. Pihak
manajemen dari organisasi ini akan mengeluarkan biaya lebih dalam memilih
perangkat lunak dan perangkat keras terbaru yang dapat menunjang kinerja
organisasi mereka.
7
Strategi-stategi
layanan kesehatan, yaitu :
1. Strategi
pemasaran layanan kesehatan didunia bisnis
Pemasaran, mereka
yang bergerak dibidang kesehatan tampaknya ada yang suka dan tidak suka
mendengarnya. Mereka yang tidak menyukainya menyatakan bahwa pemasaran hanya
membuang-buang uang, mengganggu, memanfaatkan klien atau pesien, menurunkan
mutu layanan akibat iklan yang menipu atau diiklankan oleh pemberi jasa yang
tidak kompeten, mendesak layanan kesehatan untuk saling bersaing, dan
menciptakan tuntutan akan layanan yang sebenarnya tidak diperlukan. Sementara
itu, mereka yang merasa yakin akan pentingnya pemasaran akan memuji-muji
kemampuan bidang ini untuk meningkatkan kepuasan khalayak target, menarik lebih
banyak sumber pemasaran, dan meningkatkan efisiensi organisasi. Apa perbedaan
antara kedua kelompok tersebut ? biasanya, mereka yang tidak memahaminya
cenderung berpikir “pemasaran” sebagai “penjualan”.
Pemasaran sosial,
yang berbeda tetapi berasal dari pemasaran, merupakan “suatu proses untuk
memengaruhi perilaku manusia dalam skala besar, dengan menggunakan
prinsip-prinsip pemasaran demi kemaslahatan masyarakat bukan demi keuntungan
bisnis”. Karakteristik utama pemasaran sosial juga berasal dari pemasaran
komersial. Pemasaran sosial merupakan sebuah istilah umum : istilah ini tidak
khusus berkaitan dengan penggunaan teknik pemasaran untuk mengubah perilaku
kesehatan. contoh, kampanye pemasaran sosial telah digunakan untuk memengaruhi
perilaku yang berkaitan dengan transportasi umum, energi matahari, upaya
perlindungan, rekrutmen militer, rencana perkotaan, pendaftaran pemilih, dan
pengangkatan anak, juga perilaku kesehatan.
Pemasaran sosial
bukan istilah untuk iklan media, komunikasi kesehatan, iklan sosial, kampanye,
ataupun komunikasi sosial. Iklan media merupakan sebuah strategi yang biasa
dipakai media massa untuk mengembangkan kebijakan umum dengan cara memberi
tekanan pada masalah kebijakan.
8
Komunikasi
kesehatan merupakan proses penyusunan dan penyampaian pesan dan strategi yang
didasarkan atas hasil riset konsumen guna meningkatkan kesehatan individu dan
masyarakat. Kampanye periklanan sosial merupakan sarana periklanan yang
berupaya memengaruhi sikap dan perilaku yang berkaitan dengan penyebab sosial
tanpa paksaan dengan menawarkan produk dan jasa yang dapat terjangkau baik dari
segi harga maupun jarak. Keterbatasan kampanye periklanan sosial menyebabkan terjadinya
perubahan pada komunikasi sosial yang akan memperluas upaya promosi lebih dari
sekedar metode media massa dan melibatkan
suatu jaringan kerja dari orang-orang yang tepat untuk membantu dalam
“penjualan” penyebab tertentu. Dengan demikian, kampanye komunikasi sosial
untuk gizi baik, misalnya, dapat melibatkan partisipasi rumah sakit dan dukun.
Namun, agar pesan dapat tertanam dalam masyarakat dan pada kenyataannya dapat
memengaruhi perubahan perilaku, unsur-unsur lain dalam program dapat ditambahkan
unsur yang dapat memperbaiki pemasaran sosial.
Selama lebih dari
30 tahun, penerapan metode pemasaran sosial telah berhasil meningkatkan
penggunaan layanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan, meningkatkan
kepuasan klien, dan berhasil mengubah perilaku kesehatan masyarakat dan
individu. Metode ini cukup efektif dalam meningkatkan penggunaan alat
kontrasepsi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan konsumsi buah dan sayur,
mempertinggi kewaspadaan maysrakat akan hubungan yang memang ada antara faktor-faktor resiko tertentu dengan masalah
kesehatan tertentu.
2. Perencanaan
strategi SI/TI yang sesuai dengan visi, misi, dan proses bisnis layanan
kesehatan yang akan dicapai. Untuk pencapaian tahap strategi ini terdapat
beberapa strategi SI/TI yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
9
a. Tahap
strategi SI adalah cara dimana sistem informasi dimanfaatkan dalam mendukung
setiap kegiatan Rumah Sakit yang berhubungan dengan visi dan misi Rumah Sakit
dan menjelaskan berbagai permasalahan yang akan dibuat solusi, sehingga solusi
tersebut dapat diimplementasikan. Hasil yang ada pada strategi SI adalah
usulan-usulan aplikasi yang diajukan untuk diimplementasikan sehingga
permasalahan yang terdapat pada Rumah Sakit dapat diselesaikan dengan baik dan
menjadi alat pencapaian visi dan misinya.
b. Tahap
strategi TI dimana strategi ini berguna untuk mengetahui bagaimana TI dapat
dimanfaatkan dalam mendukung pencapaian visi dan misi, dan proses bisnis utama
yang ada pada umah Sakit. Strategi TI ini berupa software dan hardware yang
berguna untuk menunjang strategi SI yang telah dianalisis sebelumnya.
c. Strategi
manajemen SI/TI berguna untuk menetapkan kebijakan yang telah dibuat oleh pihak
manajemen dimana berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi yang akan
diimplementasikan pada Rumah Sakit. Kebijakan ini berupa struktur organisasi
yang mendukung sistem informasi perusahaan dan sumber daya manusia TI yang
berkaitan dengan Rumah Sakit.
d. Rekomendasi
portofolio aplikasi dibutuhkan untuk menjabarkan setiap kebutuhan dari aplikasi
yang direkomendasikan untuk rumah sakit setelah menganalisis lingkungan
internal dan eksternal rumah sakit. Portolio aplikasi juga berguna sebagai
dasar mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap software dan hardware
dimasa depan.
10
3.
Strategi penerapan TI layanan kesehatan
:
Ø Pembangunan
kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan
kesehatan secara merata dengan biaya terjangaku, diharapkan dapat tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang baik, dan pada gilirannya memperoleh
kehidupan yang sehat dan produktif.
Ø Strategi
penerapan TI layanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, yang menekankan pada upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumberdaya manusia kesehatan, sumberdaya obat & perbekalan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat kesehatan dan manajemen kesehatan.
Keterkaitan bisnis dengan layanan kesehatan :
Sumber : LMFEUI,
2012
11
Provider
Layanan
Berikut disampaikan gambaran provider
layanan yang cukup berperan dalam pelayanan kesehatan, yaitu rumah sakit dan apotek.
1.
Rumah Sakit
Rumah
sakit merupakan provider layanan kesehatan yang cukup besar. Meskipun terlihat
berbeda ruang lingkup usaha yang dijalankan, rumah sakit sebagaimana telah
dijabarkan dalam bagian sebelumnya, termasuk bagian yang tidak terpisahkan
dengan industry layanan kesehatan. Pada intinya, setiap rumah sakit, apapun
tipe dan fungsi khusus yang diembannya, melakukan fungsi berkaitan dengan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Berikut merupakan tugas sekaligus
fungsi rumah sakit :
-
Melaksanakan pelayanan medis,
pelayanan penunjang medis.
-
Melaksanakan pelayanan kedokteran
kehakiman.
-
Melaksanakan pelayanan medis khusus.
-
Melaksanakan pelayanan rujukan
kesehatan.
-
Melaksanakan pelayanan kedokteran
gigi.
-
Melaksanakan pelayanan kedokteran
social.
-
Melaksanakan pelayanan penyuluhan
kesehatan.
-
Melaksanakan pelayanan rawat jalan
atau rawat darurat dan rawat tinggal.
-
Melaksanakan pelayanan rawat inap.
-
Melaksanakan pelayanan
administrative.
-
Melaksanakan pendidikan para medis.
-
Membantu pendidikan tenaga medis
umum.
-
Membantu pendidikan tenaga medis
spesialis.
-
Membantu kegiatan penyelidikan
epidemiologi.
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Peranan
TI Layanan Kesehatan
A.
Peran teknologi informasi, yaitu:
1.
Fungsi
Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah
diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat
penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen
teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting
agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm
infrastructure.
2.
Fungsi Monitoring and
Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial
embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit
terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer
relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para
manajer di perusahaan terkait.
3.
Fungsi Planning and
Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih
strategis lagi karena keberadaannya sebagai penyedia dari rencana bisnis
perusahaan dan merupakan sebuah tambahan informasi bagi para pimpinan
perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan
penting sehari-harinya.
4.
Fungsi
Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure.
Dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya
sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi,
berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
13
B.
Peran
layanan kesehatan
Peran layanan kesehatan membantu
masyarakat untuk berbagi cara mencegah penyakit dalam masyarakat : sebelum
masyarakat menjaga kesehatannya dari bahaya lingkungan yang semakin memburuk,
masyarakat terlebih dahulu wajib menjaga kesehatan tubuh mereka. Dengan cara,
masyarakat harus mampu untuk meningkatkan kebersihan tubuh mereka, masyarakat
harus mampu menolong diri sendiri dari ancaman penyakit baik melalu lingkungan
dan makanan. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah kondisi kesehatan
anak-anak yang rentan terhadap serangan penyakit.
Pelayanan kesehatan akan menganjurkan
kepada setiap ibu-ibu yang memiliki balita atau anak-anak untuk memperhatikan
asupan makan, memperhatikan grafik perkembangan anak dan peningkatan kualitas
kesehatan anak tersebut. Kemudian perhatikan lingkungan sekitar masyarakat,
seperti yang kita ketahui lingkungan masyarakat telah tercemar, oleh sebab itu
perhatikan air yang akan kita gunakan, masyarakat harus mampu membedakan air
yang pantas untuk digunakan untuk mandi, minum, mencuci dan sebagainya.
Perhatikan udara di sekitar, apabila udara terasa penuh dengan polusi maka
tingkatkan semangat masyarakat untuk melakukan aksi go green yaitu penanaman
kembali tumbuhan hijau di sepanjang jalan raya yang sering dilalui oleh kendaraan
karena asap kendaraanlah yang membuat udara di lingkungan menjadi menurun
kualitas kebersihannya dikarenakan polusi udara dari kendaraan-kendaraan
tersebut. Tujuan layanan kesehatan memberikan cara pencegahan penyakit adalah
mengambil tindakan untuk mengahalangi perkembangan penyakit.
14
C.
Peran
TI Layanan Kesehatan
Teknologi Informasi
(TI) akan berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia.
Akselerasi penggunaan TI dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan mudah
dengan adanya partisipasi Google Inc yang mulai menyediakan layanan Medical
Record Service.
Proyek percontohan
Google itu telah melibatkan puluhan ribu pasien di rumah sakit Cleveland yang
dengan suka rela mentransfer rekam medis mereka. Rekam medis yang terkumpul itu
dipergunakan oleh Google untuk memberikan layanan melalui aplikasi terbarunya.
Perlu dicatat bahwa
setiap data pasien dalam rekam medis, seperti resep obat, jenis alergi, riwayat
kesehatan, dan sebagainya semuanya itu dilindungi dengan mempergunakan
password, seperti juga yang disyaratkan dalam layanan Google lainnya. Layanan
Google tersebut semakin membuat pengelola rumah sakit ingin segera memakai dan
mengintegrasikan sistem informasi dan manajemenya dengan Google demi mewujudkan
sistem layanan kesehatan yang lebih efektif dan progresif.
Teknologi Informasi
digunakan dalam pelayanan kesehatan. Dengan menggunakan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi mampu
meningkatkan kualitas kehidupan
manusia. Oleh karena itu, tantangan buat kita masyarakat luas beserta
pemerintah meningkatkan
pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan berbasis Teknologi Informasi
maka akan mengurangi kesalahan. Karena ketika menggunakan manual maka akan
mengandalkan dokumen kertas dan
akhirnya akan menimbulkan kesalahan dan memerlukan waktu yang banyak. Bahkan membantu dokter,
perawat dan tenaga medis lainya untuk saling bertukar informasi elektronik sehingga memberikan
efisiensi.
15
D. Manfaat TI layanan kesehatan
1. Kemajuan TIK
juga dapat membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan
menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti: tele-medicine, tele-consultation,
dan tele-radiology. Saat ini, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak,
seperti institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah
mengembangkan pengobatan jarak jauh.
2. Penerapan
TIK dalam bidang kesehatan telah mengubah pola juru medis untuk mengetahui
riwayat penyakit pasien, yaitu dengan sistem berbasis kartu cerdas (smart card)
dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang
ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui
riwayat penyakit pasien.
3. Digunakannya
robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil
pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
4. Telemedicine
merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter atau praktisi kesehatan dengan
pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik pasien menggunakan komunikasi
audio visual mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada misalnya
menggunakan internet, satelit dan lain sebagainya.
16
5. Komputer
Genggam (PDA/Personal Digital Assistant), PDA dapat digunakan untuk
menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi/penanganan klinis tertentu. Contoh aplikasi klinis yang dapat digunakan
di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan
telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien
di rumah sakit melalui jaringan internet. Salah satu contoh penerapan teknologi
telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan
secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan
interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit
3.2. Aplikasi
Riil
Penerapan TI di Layanan Kesehatan
Penyajian
data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan
teknologi yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi
kesehatan yang memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh
seluruh elemen yang terkait dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan.
Sebagian besar layanan kesehatan di Indonesia telah meyakini bahwa
peranan teknologi informasi (TI) dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan jasa
yang diberikan kepada penerima kesehatan (Bates, Leape, & Cullen, 1998;
Chaudhry et al, 2006; Khucher et al, 2005 dalam Brown 2012).
Beberapa
layanan kesehatan di Indonesia yang telah mentransformasi organisasi
teknologi informasi (TI) dan menerapkan
kebijakan bahwa CIO (Chief Information Officer) memegang peran penting di
layanan kesehatan tersebut diantaranya adalah :
17
1. Tele Medicine
Telemedicine adalah
konsep umum yang menerapkan teknologi komunikasi elektronik atau teknologi
telekomunkasi yang dapat mengirimkan informasi tentang daftar segala jenis
penyakit. Telemedicine termasuk juga didalamnya adalah tele-education, yang
termasuk e-learning dan teleinformation bagi seorang pasien.
Kebutuhan yang digunakan pada sistem Telemedicine
atau E-Medicine adalah penggunaan fax, pesawat telepon untuk bertukar informasi
melewati transmisi dan mengevaluasi citra seperti radiographs atau gambar dari
luka atau penyakit dalam pengambaran video conference secara interaktif, yang
sangat mudah dan sudah tidak asing lagi bagi semua pasien dan juga penempatan
atau lokasi alat komunikasi yang mudah terdapat dimana-mana.
Namun pada kemajuan teknologi tersebut, beberapa
kelemahan yang ditemukan dari system Telemedicine atau E-Medicine adalah
susahnya berhubungan dengan system yang ada untuk mencari data penyakit secara
rinci yang diinginkan dalam pencarian informasi suatu penyakit. [Christopher
Lau,2002, Amir dan Mojtaba]
18
·
Contoh penerapan teknologi Video Phone
Telemedicine :
Beberapa negara maju sudah menerapkan sistem
EMedicine, contohnya seperti yang diutarakan oleh Penny Lunt Crosman, pada kota
Ohio, yang digunakan pada Union Hospital of Dover, Ohio. Rumah sakit tersebut
selalu mengakses sebanyak 6000 dokumen elektronik, 250.000 data pasien dan
38.000 ruang darurat yang digunakan setiap tahunnya. Lebih dari 100 juta
konsumen selalu mencari informasi kesehatan setiap tahunnya, beberapa dari
mereka selalu berinteraksi secara online dengan dokternya. Penelitian yang
didapat dari Manhattan, ditemukan 57% dokter merekomendasikan suatu penyakit
melalui situs dan 19 % menjawab segala pertanyaan melalui email. Sedangkan
menurut International Telecommunication Union, telemedicine telah di akses oleh
7000 rumah sakit dan pusat kesehatan.
·
Contoh formulir-formulir :
19
Beberapa pasien dapat mengakses data-data tersebut
dari rumah atau pun kantor dengan mengisi formulir-formulir seperti pada gambar
di bawah ini yang telah disediakan oleh situs tersebut. Mereka menggunakan
fasilitas tersebut untuk membantu mencari dan menganalisis informasi yang di
dapat dari jenis penyakit yang dideritanya. [Christopher Lau, et all, 2002 dan
Robert Mittman and Mary Cain, 1999]
2.
Video
Telehealth
Telehealth memiliki terminologi yang lebih luas
dibanding dengan telemedicine yang hanya dibatasi oleh interaksi pasien dan
dokter atau perawat saja melalui komunikasi jarak jauh. Dimensi lain
memperlihatkan perbedaan cakupan antara telemedicine dan telehealth berikut ini
: “telehealth diartikan sebagai integrasi sistem komunikasi untuk tujuan
promotif dan preventif sedangkan telemedicine mengintegrasikan sistem
komunikasi dengan tujuan kuratif“. (WHO, 1997 dalam Maheu et al, 2001). Jadi
video telehealth adalah integrasi sistem komunikasi dengan menggunakan video
untuk tujuan promotif dan preventif.
Kekuatan : a) Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya promotif dan preventif. b) Dapat meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan komunitas, dengan mengurangi beban perawat. c) Memudahkan
perawat dalam menemukan dan melakukan asuhan keperawatan pada klien yang
potensial.
d) Perawat dapat mendokumentasikan asuhan
keperawatannya dengan lengkap karena didasari oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. e) Membantu mengurangi biaya, waktu, dan efesiensi bagi pasien dan
keluarga.
Kelemahan : a) Perawat harus bekerja lebih keras
karena tuntunan dari sistem ini adalah catatan-catatan yang harus diisi dalam
program ini harus lengkap. b) Video telehealth memerlukan kemampuan dalam
menjalankan program, sedangkan di Indonesia saat ini sumber daya manusia yang dapat
menjalankan program ini masih kurang. c) Perlu adanya biaya tambahan untuk
memfasilitasi video telehealth. d) Membutuhkan adanya pelatihan-pelatihan yang
membutuhkan biaya.
20
e) Dalam perencanaan keperawatan komunitas
diharapkan juga dapat menggambarkan program promosi kesehatan, tindakan
preventif untuk masalah kesehatan dan rehabilitasi (Allender 2001).
3.3
Measurement, experimentation, sharing, dan replication.
A. E-Medicine
1.
Pengukuran
(Measurement)
E-Medicine
dikembangkan untuk memudahkan para pasien mengirimkan informasi secara
multimedia seperti dengan penggunaan video dan audio kepada para dokter.
Pasien-pasien tersebut juga di monitor melalui kuesener self assessment yang
diisikan secara multiple choice.
Selain penggunaan di atas, E-Medicine juga dapat
menggunakan sensor smart audio untuk mengekstrak infromasi dengan suara pada
aplikasinya. EMedicine terdiri dari teknk e-monitoring dengan computer pintar
melalui jaringan komunikasi [Dan Istrate et all]
2.
Percobaan
(Experiment)
Menurut Kim Than
Win, pada akhir tahun 60an dan awal tahun 70an, dimulai pelayanan kesehatan
secara online dengan mencari data-data kesehatan di situs-situs yang telah
disediakan, walaupun hal tersebut masih sebatas di dalam lingkup sendiri, atau
yang sering disebut Intranet, dan juga kerja sama dengan beberapa dokter
spesialis.
Sekitar tahun
80an, beberapa data yang tersimpan dalam sistem komputer mulai digunakan pada
kegiatan pengobatan yang dihubungkan secara terintegrasi dengan sistem
informasi rumah sakit yang telah bekerja sama dan dapat diakses melalui
internet.
3. Berbagi
(Sharing)
Penerapan
E-Medicine sangat menguntungkan dalam menginformasi kesehatan jarak jauh,
social dan kultur, hal tersebut dikarenakan dapat menghemat tenaga dan waktu.
21
Kebutuhan yang
digunakan pada sistem E-Medicine adalah penggunaan fax, pesawat telepon untuk
bertukar informasi melewati transmisi dan mengevaluasi citra seperti
radiographs atau gambar dari luka atau penyakit dalam pengambaran video
conference secara interaktif, yang sangat mudah dan sudah tidak asing lagi bagi
semua pasien dan juga penempatan atau lokasi alat komunikasi yang mudah
terdapat dimana-mana.
4.
Replikasi
(replication)
E-Medicine merupakan
aplikasi yang sangat luas, bermula dari diagnostic (seperti
teleradiology), perlakuan, melalui telesurgery atau telementoring dimana
seorang dokter spesialis bertindak sebagai guide.
Sistem
E-Medicine yang baik menggunakan teknologi yang maju seperti Video Conference,
Audio Conference, Audio Grafik, Multimedia Interaktif dan penggunaan teknologi
jaringan. Teknologi-teknologi tersebut dapat menjadikan mamajukan pelayanan
E-Medicine.
B. Video telehealth
1.
Pengukuran
(Measurement)
Teknologi video dari telehealth sebagai metode
pemberian perawatan pasien, baik yang diterima oleh individu dan keluarga
dipedesaan atau terpencil pada masyarakat di Kanada. Pasien dan keluarga
menceritakan kembali pengalaman mereka dengan telehealth dan konsisten
menyatakan bahwa mereka menerima perawatan berkualitas tinggi khusus tanpa
meninggalkan rumah mereka.
Para
pasien juga mengomentari pentingnya peran perawat telehealth sebagai advokat
paien. Meskipun teknologi tidak menggambarkan akuntabilitas keperawatan,
tanggung jawab, kompetensi dan etika perawatan yang diperlukan untuk
mengintegrasikan “kerangka kerja keperawatan, teori, berbasis bukti praktik”,
dalam penyediaan mereka asuhan keperawatan saat menggunakan telehealth (CNO
2005).
22
2.
Percobaan
(Experiment)
Pengalaman
keluarga tentang video telehealth tersebut dikategorikan menjadi tiga tema,
yaitu : mengurangi beban (biaya perjalanan, akomodasi, upah yang hilang,
kehilangan waktu dan keterbatasan fisik), memaksimalkan pendukung (akses ke
keluarga, teman, akrab lingkungan rumah, perawat dan penyedia perawatan lain),
mendesain spesifikasi e-sistem kesehatan untuk meningkatkan kebutuhan pasien
dan keluarga.
Berdasarkan
pengalaman tersebut, maka sistem informasi juga sangat dibutuhkan oleh
keprawatan komunikasi untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai mutu pelayanan
yang berkualitas dan yang tak kalah pentingya dalam pencapaian tujuan
organisasi kesehatan dunia (WHO).
3. Berbagi
(Sharing)
Dalam
praktek keperawatan dengan teknologi informatika dibutuhkan jaringan informasi
yang kuat dan kemampuan dalam menggunakan portebel komputer. Video telehealth
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam pencatatan asuhan keperawatan
komunitas, upaya-upaya promosi kesehatan serta pencegahan yang dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Asuhan yang dapat diberikan tidak hanya kepada
masyarakat tetapi juga kepada individu dan keluarga.
Ini
merupakan sebuah solusi yang baik untuk meningkatkan kinerja asuhan keperawatan
komunitas. Sistem informasi ini di rekomendasikan untuk perawat komunitas
maupun perawat puskesmas.
23
5.
Replikasi (replication)
Penggunaan
luas dari telehealth telah berkisar dari pengaturan praktek beragam seperti
pediatri untuk geriatri. Studi penelitian terbaru menunjukkan bahwa telehealth
memiliki banyak manfaat bagi pasien dan keluarga mereka serta untuk penyedia
perawatan kesehatan, (Miller & Levesque 2002, Young & Ireson 2003,
Savenstdet et al. 2004).
Manfaat
telehealth tidak hanya untuk pasien dan keluarga tetapi terkait dengan manfaat
bagi penyedia serta sistem perawatan kesehatan di masyarakat kecil. Sebuah terakhir
studi kualitatif dokter dan manajer mengenai dampak dari telehealth pada
praktek klinis menyimpulkan bahwa telehealth peningkatan akses ke penyedia
layanan spesialis didaerah terpencil, peningkatan kontinuitas perawatan dan
meningkatkan availably komunikasi langsung antara perawatan kesehatan penyedia
(Gagnon et al.2006). ada bukti yang berkembang bahwa kunjungan telehealth
adalah sebagai efektif sebagai tatap muka konsultasi dan dapat menghasilkan
penghematan biaya minimal 10% (O’Reilly et al. 2007).
3.4 MANAJEMEN STRATEGIK
Manajemen strategi merupakan suatu proses
sebagai panduan utama untuk mengalokasikan seluruh sumberdaya pada organisasi
dengan tetap menjaga sumber daya manusia dalam kondisi yang terbaik (Hunton et.
al, 2004). Sedangkan Gluck et. al (1999) menjelaskan bahwa manajemen strategi
merupakan suatu konsep yang berkembang, dimana hal ini dapat dilihat dari
perkembangan yang semula berasal dari perencanaan keuangan yang kemudian
berubah menjadi perencanaan berbasis ramalan, dan kemudian menjadi manajemen
strategi. Menurut pandangan Wheelen dan Hunger (2004), manajemen strategi
merupakan perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis.
24
Perbedaan dari manajemen strategi dengan
manajemen bisnis adalah kebijakan bisnis lebih pada kegiatan manajerial umum
yang berorientasi dan cenderung melihat pada sisi internal organisasi dengan
tujuan untuk mengintegrasikan semua aktifitas manajerial yang ada. Sedangkan
manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang.
Manajemen strategik memiliki cakupan yang
lebih luas dibandingkan dengan kebijakan bisnis. Wheelen dan Hunger (2004)
menyatakan bahwa manajemen strategi mencakup empat elemen yang meliputi : (1).
Pemindaian lingkungan (environmental scanning), (2). Perumusan strategi
(strategy formulation), (3). Penerapan strategi (strategy
implementation), (4). Evaluasi dan pengendalian (evaluation and control).
Sedangkan manfaat dari manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger (2004)
adalah : (1). Pemahaman yang lebih baik atas visi organisasi, (2). Fokus yang
lebih tajam pada apa yang secara strategis lebih penting bagi organisasi. (3).
Meningkatkan pemahaman akan situasi yang terus berubah dengan cepat.
Gambar
2
Elemen
dasar proses manajemen strategi (Wheelen & Hunger, 2004)
25
3.5 Peran layanan kesehatan dalam Manajemen
Strategik
Setiap institusi baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat (UU tentang pelayanan publik
pada tahun 2009). Tidak terkecuali instansi rumah sakit, sebagai pusat
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tidak boleh tidak pun harus memberikan
pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan adanya kerja sama
yang sinergis dari berbagai komponen.
Dengan demikian, menjadi suatu keharusan bagi rumah
sakit yakni membuat suatu sistem manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit yang mencakup semua aspek yang
diperlukan untuk terlaksananya sistem pelayanan yang efisien dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, perlu diterapkannya manajemen yang baik guna mendukung
tercapainya penyediaan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat.
Dalam
perkembangannya, mulanya pola manajemen yang diterapkan pada instansi rumah sakit selalu berpola pada kepentingan
internal instansi, namun dewasa ini bergeser menjadi pola yang mengacu kepada
kepentingan dan tuntutan kebutuhan konsumen. Oleh sebab itu tidaklah
mengherankan apabila pada saat ini rumah sakit-rumah sakit telah mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis kepada kebutuhan
konsumen.
Manajemen strategi merupakan suatu cara berpikir dan
cara mengelola organisasi. Manajemen strategis tidak terbatas pada bagaimana
mengelola pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi, tetapi juga bagaimana
mengembangkan sikap baru berkaitan dengan perubahan eksternal. Pemahaman
mengenai makna manajemen strategis tidak hanya terbatas pada aspek pelaksanaan
rencana, teapi lebih jauh lagi ke aspek visi, misi, dan tujuan kelembagaan.
26
Konsep pengembangan manajemen strategis diambil dari pengalaman pengembangan
lembaga yang bersifat for profit. Keadaan ini sebenarnya menunjukkan
kekurangan lembaga non profit dalam
menjalankan usahanya, dan nampaknya sistem yang berjalan sering berjalan tidak
efisien dan kurang memuaskan konsumen. Hal ini dapat membahayakan kelangssungan
atau keberlanjutan eksistensi lembaga non profit, khususnya yang harus bersaing dengan
pelayanan serupa tetapi memiliki orientasi usaha for profit.
Secara singkat, beberapa penulis seperti Duncan dkk
(1995), Truitt (2002), dan Katshioloudes (2002) menggambarkan manajemen
strategis sebagai langkah-langkah para pemimpin organisasi melakukan berbagai
kegiatan secara sistematis. Langkah-langkah tersebut antara lain melakukan
analisis lingkungan organisasi yang memberi gambaran mengenai peluang dan
ancaman. Kemudian langkah berikutnya melakukan analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi dalam konteks lingkungan internal. Kedua langkah ini dilakukan dalam
usaha menetapkan visi, misi dan tujuan organisasi.
Pernyataan misi merupakan hal utama dalam lembaga yang
bersifat mission driven sehingga
analisis lingkungan luar dan dalam lebih dipergunakan untuk menyusun strategi. Langkah
berikutnya adalah merumuskan strategi sesuai dengan kekuatan dan kelemahan
organisasi yang berada pada lingkungan yang mempunyai peluang atau ancaman.
Melaksanakan
strategi merupakan bagian dari manajemen strategi dalam pengembangan pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan strategi tersebut akan dilaksanakan bersama dalam sistem
pengendalian strategis untuk menjamin tercapainya analisis perubahan dan
persiapan penyususnan, diagnosis kelembagaan dan analisis situasi, formulasi
strategi, pelaksanaan strategi dan pengendalian strategi.
27
3.6 Peran
CIO dalam Manajemen Strategik
CIO
adalah jabatan umum diberikan kepada orang di suatu perusahaan bertanggung
jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan
perusahaan. Sebagian besar CIO bekerja di tempat yang bahkan
kegiatan bisnisnya tidak memiliki strategi yang jelas. Pada
perusahaan-perusahaan seperti itu, pemimpin-peminpin perusahaan tidak terlalu
memperdulikan IT, apalagi menghargai IT sebagai aset strategis. Pada
tempat-tempat seperti ini, seorang CIO menghabiskan waktunya untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan rutin setiap harinya, sehingga tidak ada waktu yang tersisa
untuk memikirkan rencana beberapa bulan ke depan. Jika seseorang bekerja di
tempat semacam ini, membuat rencana strategis merupakan hal yang hampir tidak
mungkin.
Untuk
sebagian besar CIO, membuat rencana strategis IT merupakan hal yang sulit.
Rencana strategis IT adalah petunjuk tahunan yang bertujuan untuk memandu IT
dalam 12 bulan ke depan atau lebih. Seorang IT leader yang tidak
menguasai seni perencanaan strategis tidak akan bertahan lama di perusahaan.
Alex Cullen, Vice President dan Research Director Forester
Research menyatakan bahwa “Tujuan dari rencana strategis IT adalah untuk
meningkatkan hubungan antara bisnis dan IT. Seorang CIO memerlukannya untuk
berkomunikasi dengan kegiatan bisnis, agar mereka dapat mengerti apa yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan membuat harapan-harapan ke depan.”
Perusahaan-perusahaan
dengan strategi bisnis yang tidak jelas memberikan tantangan tersendiri bagi
seorang CIO, tetapi CIO yang lihai dapat melihathal tersebut sebagai sebuah
kesempatan. Dave Aron, vice president dan research director pada
Gartner Executive Programs berkata “Orang-orang di bidang bisnis sangat
berfokus pada operasi dan detil-detil lainnya. IT dapat membantu bisnis dalam
menentukan apa yang dapat menjadi daya saing perusahaan.
28
Dan
kemudian, anda akan berubah dari seseorang yang hanya melaksanakan perintah
menjadi orang yang berpengaruh dalam keseluruhan strategi yang dibuat.”
Mcnurlin dan Sprague (1993)
menjabarkan bahwa setidaknya ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan
yaitu :
1. Memahami bisnis, tugas pertama dan
utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah
mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti
perusahaan.
2. Membangun citra divisi, tugas kedua
yang menjadi tanggung jawab CIO adalah membangun kredibilitas direktorat sistem
informasi yang dipimpinnya.
3. Meningkatkan mutu penggunaan
teknologi, melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk
meningkatkan kualitas kinerja SDM seorang CIO memiliki tugas untuk
memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk
karyawan perusahaan.
4. Mencanangkan visi teknologi
informasi, seorang CIO dapat menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan
sistem informasi di masa mendatang.
5. Pengembangan sistem informasi,
seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang di atas menjadi nyata yaitu
merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan.
Untuk dapat
menjalankan tugasnya sebagai CIO, maka dalam layanan kesehatan perlu
ditambahkan peran CIO strategis. Peran CIO strategis di layanan kesehatan
sebagai berikut :
a. Menyusun visi, misi, strategi dan
kebijakan layanan kesehatan.
b. Merumuskan kebijakan perencanaan
teknologi informasi layanan kesehatan yang diturunkan dari visi, misi dan
kebijakan layanan kesehatan.
29
c. Mengkoordinasikan perencanaan,
pembuatan dan pengembangan sistem informasi, database dan infrastruktur secara
koordinatif, selaras dan sinergi.
d. Mengevaluasi usulan-usulan
pengembangan teknologi informasi sektoral dan menyelaraskan dengan kebijakan
perencanaan teknologi informasi layanan kesehatan.
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan
implementasi teknologi informasi diseluruh rektorat.
Ø E-Medicine
1. Manajemen Strategik
E-Medicine dikembangkan
untuk memudahkan para pasien mengirimkan informasi secara multimedia seperti
dengan penggunaan video dan audio kepada para dokter. Pasien-pasien tersebut
juga di monitor melalui kuesener self assessment yang diisikan secara multiple
choice.
E-Medicine
juga dapat menggunakan sensor smart audio untuk mengekstrak infromasi dengan
suara pada aplikasinya. Strategi manajemen E-Medicine : (1). Kesehatan dan
pengobatan seumur hidup, (2). Informasi kesehatan perorangan, (3). Konsultasi
jarak jauh, (4). Pemeriksaan kesehatan secara rutin. Strategi manajemen yang
baru akan selalu di kembangkan dan di release agar menjadi model E-Medicine
yang potensial.
2. Divisi
TI
Divisi TI
layanan kesehatan menyediakan telemedicine atau EMedicine yang didukung dengan
biaya yang tidak mahal, penggunaan yang sangat mudah dan informasi kesehatan
yang sangat luas dan terbuka dalam pencarian data penyakit yang dideritanya.
30
Hal–hal
tersebut yang menjadi salah satu sebab bahwa pada dunia berkembang seperti
Indonesia, penggunaan E-Medicine sangat jarang dan langka sekali digunakan
karena selain minimnya faktor penggunaan teknologi di kalangan masyarakat
tersebut juga karena faktor kepercayaan masyarakat kepada data yang diberikan
secara elektronik.
Akan tetapi untuk peluang jangka panjang tidak
menutup kemungkinan penggunaan internet pada kalangan menengah ke atas dengan
level pendidikan yang tinggi dapat menggunakan teknologi E-Medicine untuk
wilayah tertentu khususnya di kota-kota besar.
3. Peran
Cio
a. Menjadikan
dan mamajukan pelayanan E-Medicine.
b. Mencanangkan
visi dan melaksanakan misi E-Medicine.
c. Merencanakan
dan mengembangkan teknologi E-Medicine.
Ø Video telehealth
1. Manajemen Strategik
a. Mempermudah
pasien atau keluarga untuk berkonsultasi kesehatan.
b. Memanfaatkan
sistem informasi agar dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan
dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual.
c. Pelayanan
kesehatan yang membantu pasien dan keluarga dalam mengakses video telehealth.
2. Divisi
TI
Divisi
TI layanan kesehatan menyediakan video telehealth sebagai metode pemberian
perawatan pasien, baik yang diterima oleh individu dan keluarga dipedesaan atau
terpencil pada masyarakat di Kanada. Pasien dan keluarga menceritakan kembali
pengalaman mereka dengan telehealth dan konsisten menyatakan bahwa mereka
menerima perawatan berkualitas tinggu khusus tanpa meninggalkan rumah mereka.
31
Selain
itu, video telehealth membantu dalam upaya pencegahan dan promosi kesehatan
karena akan lebih efisien dan efektif. Video telehealth juga memiliki kemampuan
yang sangat baik dalam pencatatan asuhan keperawatan komunitas.
3. Peran
Cio
a. Meningkatkan
akses ke penyedia layanan spesialis didaerah terpencil.
b. Meningkatkan
kontinuitas perawatan.
c. Meningkatkan
availably komunikasi lansung antara perawatan kesehatan penyedia.
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan memberikan kontribusi pada
efektifitas pelayanan kesehatan. Namun demikian untuk mengaplikasikan teknologi
tersebut dalam pelayanan banyak hambatan dan kendala yang dihadapi. Terkait
perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pelayanan kesehatan saat ini
tentunya akan berimbas pada tenaga kesehatan dan instansi pelayanan kesehatan.
Petugas kesehatan diharapkan menyadari pentingnya penerapan teknologi dalam
pelayanan kesehatan dan mau belajar untuk bisa menerapkannya.
4.2 Saran
Bagi instansi pelayanan kesehatan, walaupun tidak mudah untuk bisa
menerapkan teknologi dalam pelayanan kesehatan, namun tetap harus dicoba karena
tuntutan jaman dan melihat berbagai manfaat yang bisa diambil. Manajer pelayanan
kesehatan perlu membuat team khusus untuk mengadopsi perkembangan teknologi,
sehingga mereka akan siap dalam menerapkan pada organisasi pelayanan kesehatan.
33
0 komentar:
Posting Komentar